Indahnya Kebersamaan

Indahnya Kebersamaan

Selasa, 12 Mei 2015

Psikologi 2

 Ruang Lingkup Psikologi Kognitif


A.   TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF MENURUT PARA AHLI
1.    Ausubel
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar, demi mencapai hasil belajar yang memuaskan. Pembelajaran akan mempunyai arti apabila antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang lama memiliki keterkaitan. Inilah teori David P. Ausubel, pembelajaran bermakna, seorang ahli psikologi pendidikan. Pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembelajaran dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang melalui pembelajaran. Pembelajaran bermakna terjadi apabila siswa boleh menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka.Artinya, bahan subjek itu mesti sesuai dengan keterampilan siswa dan mesti relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa.Oleh karena itu, subjek mesti dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki para siswa, sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya.
David Ausubel merupakan salah satu tokoh ahli psikologi kognitif yang berpendapat bahwa keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermaknaan bahan ajar yang dipelajari. Ausubel menggunakan istilah “pengatur lanjut” (advance organizers) dalam penyajian informasi yang dipelajari peserta didik agar belajar menjadi bermakna. Selanjutnya dikatakan bahwa “pengatur lanjut” itu terdiri dari bahan verbal di satu pihak, sebagian lagi merupakan sesuatu yang sudah diketahui peserta didik di pihak lain. Dengan demikian kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa.

2.    Jean Piaget
Jean Piaget adalah seorang ahli biologi dan psikolog yang mempunyai kontribusi besar dalam pemahaman terhadap perkembangan intelektual anak. Menurut Piaget perkembangan kognitif anak dibagi menjadi empat tahap, yaitu  Tahap sensori motorik, praoperasional, operasional konkret, dan opersional formal.
1.      Tahap sensori motorik (0-2 tahun)
Pada tahap ini anak mengatur sensorinya (inderanya) dan tindakan-tindakannya.Pada awal periode ini anak tidak mempunyai konsepsi tentang benda-benda secara permanen.Artinya anak belum dapat mengenal dan menemukan objek, benda apapun yang tidak dilihat, tidak disentuh atau tidak didengar. Benda-benda tersebut dianggap tidak  ada meskipun sesungguhnya ada di tempat lain.
2.      Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Anak sudah dapat memahami objek-objek secara sempurna, sudah dapat mencari benda yang dibutuhkannya walaupun ia tidak melihatnya. Sudah memiliki kemampuan berbahasa (dengan kata-kata pendek).
3.      Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Anak sudah mulai melakukan operasi dan berpikir rasional, mampu mengambil keputusan secara logis yang bersifat konkret, mampu mepertimbangkan dua aspek misalnya bentuk dan ukuran.Adanya keterampilan klasifikasi-dapat menggolongkan benda-benda ke dalam perangkat-perangkat dan penalarannya logis dan bersifat tidak abstrak (tidak membayangkan persamaan aljabar).
4.      Tahap Operasional Formal (11-15 tahun)
Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman konkret aktual sebagai dasar pemikiran.Mereka dapat membangkitkan situasi-situasi khayalan, kemungkinan- kemungkinan hipotetis, atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak. Tiga sifat pemikiran remaja pada tahap operasional formal:
a.    Remaja berfikir lebih abstrak daripada anak-anak. Para pemikir operasional formal, misalnya dapat memecahkan persamaan-persamaan aljabar yang abstrak.
b.    Remaja sering berfikir tentang yang mungkin. Mereka berfikir tentang ciri-ciri ideal diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia.
c.    Remaja mulai berfikir seperti ilmuwan, yang menyusun rencana-rancana untuk memecahkan masalah dan menguji pemecahan masalah secara sistematis. Tipe pemecahan masalah ini diberi nama deduksi hipotetis.
3.    Mex Wertheimenr
Teori Gestalt ini memandang belajar adalah proses yang didasarkan pada pemahaman (insight), yaitu pengamatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan (sering diungkapkan dengan pernyataan “aha”). Para pengikut teori gestalt berpendapat bahwa seseorang memperoleh pengetahuan melalui sensasi atau informasi dengan melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian menyusunnya kembali dalam struktur yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami..Karena pada dasarnya setiap tingkah laku seseorang selalu didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana tingkah laku tersebut terjadi. Dengan kata lain, teori Gestalt ini menyatakan bahwa yang paling penting dalam proses belajar individu adalah dimengertinya apa yang dipelajari oleh tersebut.

4.    Brunner
Menurut Brunner, pembelajaran hendaknya dapat menciptakan situasi agar mahasiswa dapat belajar dari diri sendiri melalui pengalaman dan eksperimen untuk menemukan pengetahuan dan kemampuan baru yang khas baginya. Dari sudut pandang psikologi kognitif, bahwa cara yang dipandang efektif untuk meningkatkan kualitas output pendidikan adalah pengembangan program-program pembelajaran yang dapat mengoptimalkan keterlibatan mental intelektual pembelajar pada setiap jenjang belajar. Dalam teori belajar, Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah:
a.    Tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru,
b.    Tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta mentransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain.
c.    Evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak.
Bruner mempermasalahkan seberapa banyak informasi itu diperlukan agar dapat ditransformasikan
5.    Kurt Lewin
Teori belajar cognitive field menitikberatkan perhatian pada kepribadian dan psikologi sosial, karena pada hakikatnya masing-masing individu berada di dalam suatu medan kekuatan, yang bersifat psikologis, yang disebut life space. Life space mencakup perwujudan lingkungan dimana individu bereaksi, misalnya orang yang dijumpai, fungsi kejiwaan yang dimiliki dan objek material yang dihadapi.
Jadi, tingkah laku merupakan hasil interaksi antar kekuatan, baik yang berasal dari dalam diri individu, seperti tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan, maupun yang berasal dari luar individu, seperti tantangan dan permasalahan yang dihadapi.Menurut teori ini, belajar itu berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif.
Perubahan struktur kognitif itu adalah hasil pertemuan dari dua kekuatan, yaitu yang berasal dari struktur medan kognitif itu sendiri dan yang lainnya berasal dari kebutuhan dan motivasi internal individu. Dengan demikian, peranan motivasi jauh lebih penting daripada reward atau hadiah.

6.    Benyamin S. Bloom
Benyamin S. Bloom telah mengembangkan “taksonomi” untuk domain kognitif. Taksonomi adalah metode untuk membuat urutan pemikiran dari tahap dasar ke arah yang lebih tinggi dari kegiatan mental, dengan enam tahap sebagai berikut :
a.    Pengetahuan ( Knowledge ) ialah kemapuan untuk menghafal, mengingat atau mengulangi informasi yang pernah diberikan. Contoh, Sebutkan lima bagian utama kamera 35 mm.
b.    Pemahaman ( comprehension ) ialah kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulang informasi dengan menggunakan bahasa sendiri. Contoh, Uraikan 6 tahapan dalam mengisi film untuk kamera 35 mm.
c.    Aplikasi ( Application ) ialah kemampuan menggunakan informasi, teori, dan aturan pada situasi baru. Contoh, pilih ekspose 3 kamera untuk pengambilan gambar yang berbeda.
d.    Analisis ( Analysis ) ialah kemampuan mengurai pemikiran yang kompleks, dan mengenai bagian-bagian serta hubungannya. Contoh, Bandingkan cara kerja dua kamera 35 mm yang memiliki model yang berbeda.
e.    Sintesis ( Synthesis ) ialah kemampuan mengumpulkan komponen yang sama guna membentuk satu pola pemikiran yang baru. Contoh, Susunlah urutan fotografi untuk 6 objek.
f.     Evaluasi ( evaluation ) ialah kemampuan membuat pemikiran berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Contoh, buatlah penilaian terhadap kualitas slide yang dihasilkan dalam lomba, dengan 4 urutan penilaian.


7.    Vygotsky
Menurut Vygotsky, perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seorang seturut dengan teori sciogenesis. Dimensi kesadaran social bersifat primer, sedangkan dimensi individualnya bersifat derivative atau merupakan turunan dan bersifat skunder.Artinya, pengetahuan dan pengembangan kognitif individu berasal dari sumber-sumber social di luar dirinya.Hal ini tidak berarti bahwa individu bersikap pasif dalam perkembangan kognitifnya, tetapi Vygotsky juga menekankan pentingnya peran aktif seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Maka teori Vygotsky sebenarnya lebih tepat disebut dengan pendekatan konstruktivisme karena ia lebih menekan pada hakikat pembelajaran sosiokultural. Konsep teori perkembangan kognitif vygotsky terdapat pada tiga hal:
a.    Hukum genetik, tentang perkembangan (genetic law of development)
b.    Zona perkembangan proksimal (zone of proximal development)
c.    Mediasi
8.    John Dewey
Ia berpendapat bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri. Topik dalam kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain. Belajar harus bersifat aktif, langsung terlibat, berpusat pada siswa dalam konteks pengalaman sosial.Apabila belajar siswa tergantung pada pengalaman dan minat siswa maka suasana belajar siswa akan menjadi lebih menyenangkan dan hal ini akan mendorong siswa untuk berfikir proaktif dan mampu mencari pemecahan masalah, di samping itu kurikulum yang diajarkan harus saling terintegrasi agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan memiliki hasil maksimalKesadaran sosial menjadi tujuan dari semua pendidikan. Belajar membutuhkan keterlibatan siswa dan kerjasama tim dalam mengerjakan tugas. Guru bertindak sebagai fasilitator, diadakan diskusi dan review teman. Dewey juga menyarankan penggunaan media teknologi sebagai sarana belajar.
John Dewey membagi perkembangan moral anak menjadi tiga tahapan, yaitu tahap premoral atau preconventional, tahap conventional, dan tahap autonomous (Dwi Siswoyo dkk, 2011). Selanjutnya John Dewey (Dwi Siswoyo dkk, 2011) menjelaskan beberapa tahapan yang dikemukakan, yaitu :
a.    Tahap premoral. Tingkah laku seseorang didorong oleh desakan yang bersifat fisikal atau sosial.
b.    Tahap convention. Seseorang mulai bisa menerima nilai dengan sedikit kritis berdasarkan kepada kriteria kelompoknya.
c.    Tahap autonomous. Seseorang sudah mulai bisa berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan akal pikiran dan pertimbangan dirinya sendiri, tidak sepenuhnya menerima kriteria kelompoknya.



B.   RUANG LINGKUP PSIKOLOGI KOGNITIF
Psikologi kognitif adalah ilmu yang menyelidiki pola pikir manusia.Psikologi kognitif dapat pula dipandang sebagai studi terhadap proses-proses yang melandasi dinamika mental.Psikologi kognitif memiliki sejarah yang panjang diawali dari filsuf yang menanyakan asal muasal pengetahuan dan bagaimana pengetahuan ditampilkan dalam pikiran.
Fungsionalisme memahami apa yang dilakukan manusia dan mengapa melakukannya artinya mempelajari proses bagaimana dan kenapa pikiran bekerja. Wiliam James (1842-1910 melahirkan gagasan atensi, kesadaran dan persepsi yang kemudian melahirkan pragmatisme (John Dewey 1859-1952) yang menyoroti tentang kegunaan pengetahuan.
Studi terhadap aksara hierogilf Mesir kuno menunjukkan bahwa penulisnya meyakini bahwa  pengetahuan berada di jantung sebuah pemikiran yang juga diungkapkan oleh Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno namun tidak disetujui oleh gurunya Plato yang berpendapat bahwa otak adalah tempat pengetahuan yang disimpan. Teori-teori kuno umumnya membahas letak pikiran dan memori.
Abad ke-8 dikenal sebagai abad pencerahan, adalah terjadinya perubahan besar-besaran dalam teknologi sosial, dan politik. Ilmu pengetahuan berkembang pesat tanpa adanya ketakutan akan pengucilan dari gereja. Pada masa inilah sebuah cabang ilmu filsafat akan menjadi psikologi yang dibawa pada titik keilmuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar