Ruang Lingkup Psikologi Kognitif
A.
TEORI
PERKEMBANGAN KOGNITIF MENURUT PARA AHLI
1. Ausubel
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk
membantu peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar, demi mencapai hasil
belajar yang memuaskan. Pembelajaran akan mempunyai arti apabila antara
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang lama memiliki keterkaitan. Inilah
teori David P. Ausubel, pembelajaran bermakna, seorang ahli psikologi
pendidikan. Pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembelajaran dimana
informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki
seseorang yang sedang melalui pembelajaran. Pembelajaran bermakna terjadi
apabila siswa boleh menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan
mereka.Artinya, bahan subjek itu mesti sesuai dengan keterampilan siswa dan
mesti relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa.Oleh karena itu,
subjek mesti dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki para siswa,
sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya.
David Ausubel merupakan salah satu tokoh ahli
psikologi kognitif yang berpendapat bahwa keberhasilan belajar siswa sangat
ditentukan oleh kebermaknaan bahan ajar yang dipelajari. Ausubel menggunakan
istilah “pengatur lanjut” (advance organizers) dalam penyajian informasi
yang dipelajari peserta didik agar belajar menjadi bermakna. Selanjutnya
dikatakan bahwa “pengatur lanjut” itu terdiri dari bahan verbal di satu pihak,
sebagian lagi merupakan sesuatu yang sudah diketahui peserta didik di pihak
lain. Dengan demikian kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan
bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa.
2. Jean Piaget
Jean Piaget adalah seorang ahli biologi dan psikolog
yang mempunyai kontribusi besar dalam pemahaman terhadap perkembangan
intelektual anak. Menurut Piaget perkembangan kognitif anak dibagi menjadi
empat tahap, yaitu Tahap
sensori motorik, praoperasional, operasional konkret, dan opersional formal.
1.
Tahap sensori motorik (0-2 tahun)
Pada tahap ini anak mengatur sensorinya (inderanya)
dan tindakan-tindakannya.Pada awal periode ini anak tidak mempunyai konsepsi
tentang benda-benda secara permanen.Artinya anak belum dapat mengenal dan
menemukan objek, benda apapun yang tidak dilihat, tidak disentuh atau tidak
didengar. Benda-benda tersebut dianggap tidak ada meskipun sesungguhnya
ada di tempat lain.
2.
Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Anak sudah dapat memahami objek-objek secara sempurna,
sudah dapat mencari benda yang dibutuhkannya walaupun ia tidak melihatnya.
Sudah memiliki kemampuan berbahasa (dengan kata-kata pendek).
3.
Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Anak sudah mulai melakukan operasi dan berpikir
rasional, mampu mengambil keputusan secara logis yang bersifat konkret, mampu
mepertimbangkan dua aspek misalnya bentuk dan ukuran.Adanya keterampilan
klasifikasi-dapat menggolongkan benda-benda ke dalam perangkat-perangkat dan
penalarannya logis dan bersifat tidak abstrak (tidak membayangkan persamaan
aljabar).
4.
Tahap Operasional Formal (11-15 tahun)
Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman konkret
aktual sebagai dasar pemikiran.Mereka dapat membangkitkan situasi-situasi
khayalan, kemungkinan- kemungkinan hipotetis, atau dalil-dalil dan penalaran
yang benar-benar abstrak. Tiga sifat pemikiran remaja pada tahap operasional
formal:
a. Remaja
berfikir lebih abstrak daripada anak-anak. Para pemikir operasional formal,
misalnya dapat memecahkan persamaan-persamaan aljabar yang abstrak.
b. Remaja
sering berfikir tentang yang mungkin. Mereka berfikir tentang ciri-ciri ideal
diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia.
c. Remaja mulai
berfikir seperti ilmuwan, yang menyusun rencana-rancana untuk memecahkan
masalah dan menguji pemecahan masalah secara sistematis. Tipe pemecahan masalah
ini diberi nama deduksi hipotetis.
3. Mex Wertheimenr
Teori Gestalt ini memandang belajar adalah proses yang
didasarkan pada pemahaman (insight), yaitu
pengamatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian di
dalam suatu situasi permasalahan (sering diungkapkan dengan pernyataan “aha”). Para pengikut teori
gestalt berpendapat bahwa seseorang memperoleh pengetahuan melalui sensasi atau
informasi dengan melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian menyusunnya
kembali dalam struktur yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami..Karena pada
dasarnya setiap tingkah laku seseorang selalu didasarkan pada kognisi, yaitu
tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana tingkah laku tersebut
terjadi. Dengan kata lain, teori Gestalt ini menyatakan bahwa yang paling
penting dalam proses belajar individu adalah dimengertinya apa yang dipelajari
oleh tersebut.
4. Brunner
Menurut Brunner, pembelajaran hendaknya dapat
menciptakan situasi agar mahasiswa dapat belajar dari diri sendiri melalui
pengalaman dan eksperimen untuk menemukan pengetahuan dan kemampuan baru yang
khas baginya. Dari sudut pandang psikologi kognitif, bahwa cara yang dipandang
efektif untuk meningkatkan kualitas output pendidikan adalah pengembangan
program-program pembelajaran yang dapat mengoptimalkan keterlibatan mental
intelektual pembelajar pada setiap jenjang belajar. Dalam teori belajar, Jerome
Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika
siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam hal
ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah:
a. Tahap
informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru,
b. Tahap
transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru
serta mentransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk
hal-hal yang lain.
c. Evaluasi,
yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar
atau tidak.
Bruner mempermasalahkan seberapa banyak informasi itu
diperlukan agar dapat ditransformasikan
5. Kurt Lewin
Teori belajar cognitive field menitikberatkan perhatian
pada kepribadian dan psikologi sosial, karena pada hakikatnya masing-masing
individu berada di dalam suatu medan kekuatan, yang bersifat psikologis, yang
disebut life space. Life space mencakup perwujudan lingkungan dimana individu
bereaksi, misalnya orang yang dijumpai, fungsi kejiwaan yang dimiliki dan objek
material yang dihadapi.
Jadi, tingkah laku merupakan hasil interaksi antar
kekuatan, baik yang berasal dari dalam diri individu, seperti tujuan,
kebutuhan, tekanan kejiwaan, maupun yang berasal dari luar individu, seperti
tantangan dan permasalahan yang dihadapi.Menurut teori ini, belajar itu
berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif.
Perubahan struktur kognitif itu adalah hasil pertemuan
dari dua kekuatan, yaitu yang berasal dari struktur medan kognitif itu sendiri
dan yang lainnya berasal dari kebutuhan dan motivasi internal individu. Dengan
demikian, peranan motivasi jauh lebih penting daripada reward atau hadiah.
6. Benyamin S. Bloom
Benyamin S. Bloom telah mengembangkan “taksonomi”
untuk domain kognitif. Taksonomi adalah metode untuk membuat urutan pemikiran
dari tahap dasar ke arah yang lebih tinggi dari kegiatan mental, dengan enam
tahap sebagai berikut :
a. Pengetahuan
( Knowledge ) ialah kemapuan untuk menghafal, mengingat atau mengulangi
informasi yang pernah diberikan. Contoh, Sebutkan lima bagian utama kamera 35
mm.
b. Pemahaman (
comprehension ) ialah kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulang informasi
dengan menggunakan bahasa sendiri. Contoh, Uraikan 6 tahapan dalam mengisi film
untuk kamera 35 mm.
c. Aplikasi (
Application ) ialah kemampuan menggunakan informasi, teori, dan aturan pada
situasi baru. Contoh, pilih ekspose 3 kamera untuk pengambilan gambar yang
berbeda.
d. Analisis (
Analysis ) ialah kemampuan mengurai pemikiran yang kompleks, dan mengenai
bagian-bagian serta hubungannya. Contoh, Bandingkan cara kerja dua kamera 35 mm
yang memiliki model yang berbeda.
e. Sintesis (
Synthesis ) ialah kemampuan mengumpulkan komponen yang sama guna membentuk satu
pola pemikiran yang baru. Contoh, Susunlah urutan fotografi untuk 6 objek.
f. Evaluasi (
evaluation ) ialah kemampuan membuat pemikiran berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan. Contoh, buatlah penilaian terhadap kualitas slide yang dihasilkan
dalam lomba, dengan 4 urutan penilaian.
7.
Vygotsky
Menurut Vygotsky, perolehan pengetahuan dan
perkembangan kognitif seorang seturut dengan teori sciogenesis. Dimensi
kesadaran social bersifat primer, sedangkan dimensi individualnya bersifat
derivative atau merupakan turunan dan bersifat skunder.Artinya, pengetahuan dan
pengembangan kognitif individu berasal dari sumber-sumber social di luar
dirinya.Hal ini tidak berarti bahwa individu bersikap pasif dalam perkembangan
kognitifnya, tetapi Vygotsky juga menekankan pentingnya peran aktif seseorang
dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Maka teori Vygotsky sebenarnya lebih tepat
disebut dengan pendekatan konstruktivisme karena ia lebih menekan pada hakikat
pembelajaran sosiokultural. Konsep teori perkembangan kognitif vygotsky
terdapat pada tiga hal:
a. Hukum
genetik, tentang perkembangan (genetic law of development)
b. Zona
perkembangan proksimal (zone of proximal development)
c. Mediasi
8. John Dewey
Ia berpendapat bahwa belajar
tergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri. Topik dalam kurikulum
seharusnya saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu
sama lain. Belajar harus bersifat aktif, langsung terlibat, berpusat pada siswa
dalam konteks pengalaman sosial.Apabila belajar siswa tergantung pada pengalaman dan
minat siswa maka suasana belajar siswa akan menjadi lebih menyenangkan dan hal
ini akan mendorong siswa untuk berfikir proaktif dan mampu mencari pemecahan
masalah, di samping itu kurikulum yang diajarkan harus saling terintegrasi agar
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan memiliki hasil maksimalKesadaran sosial menjadi tujuan dari semua pendidikan.
Belajar membutuhkan keterlibatan siswa dan kerjasama tim dalam mengerjakan
tugas. Guru bertindak sebagai fasilitator, diadakan diskusi dan review teman. Dewey juga menyarankan
penggunaan media teknologi sebagai sarana belajar.
John Dewey membagi perkembangan moral anak menjadi
tiga tahapan, yaitu tahap premoral atau preconventional, tahap conventional,
dan tahap autonomous (Dwi Siswoyo dkk, 2011). Selanjutnya John Dewey (Dwi
Siswoyo dkk, 2011) menjelaskan beberapa tahapan yang dikemukakan, yaitu :
a. Tahap
premoral. Tingkah laku seseorang didorong oleh desakan yang bersifat fisikal
atau sosial.
b. Tahap
convention. Seseorang mulai bisa menerima nilai dengan sedikit kritis
berdasarkan kepada kriteria kelompoknya.
c. Tahap
autonomous. Seseorang sudah mulai bisa berbuat atau bertingkah laku sesuai
dengan akal pikiran dan pertimbangan dirinya sendiri, tidak sepenuhnya menerima
kriteria kelompoknya.
B.
RUANG
LINGKUP PSIKOLOGI KOGNITIF
Psikologi
kognitif adalah ilmu yang menyelidiki pola pikir manusia.Psikologi kognitif
dapat pula dipandang sebagai studi terhadap proses-proses yang melandasi
dinamika mental.Psikologi kognitif memiliki sejarah yang panjang diawali dari
filsuf yang menanyakan asal muasal pengetahuan dan bagaimana pengetahuan
ditampilkan dalam pikiran.
Fungsionalisme
memahami apa yang dilakukan manusia dan mengapa melakukannya artinya
mempelajari proses bagaimana dan kenapa pikiran bekerja. Wiliam James
(1842-1910 melahirkan gagasan atensi, kesadaran dan persepsi yang kemudian
melahirkan pragmatisme (John Dewey 1859-1952) yang menyoroti tentang kegunaan
pengetahuan.
Studi
terhadap aksara hierogilf Mesir kuno menunjukkan bahwa penulisnya meyakini
bahwa pengetahuan berada di jantung
sebuah pemikiran yang juga diungkapkan oleh Aristoteles, seorang filsuf Yunani
kuno namun tidak disetujui oleh gurunya Plato yang berpendapat bahwa otak
adalah tempat pengetahuan yang disimpan. Teori-teori kuno umumnya membahas
letak pikiran dan memori.
Abad ke-8 dikenal sebagai abad pencerahan,
adalah terjadinya perubahan besar-besaran dalam teknologi sosial, dan politik.
Ilmu pengetahuan berkembang pesat tanpa adanya ketakutan akan pengucilan dari
gereja. Pada masa inilah sebuah cabang ilmu filsafat akan menjadi psikologi
yang dibawa pada titik keilmuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar