KONSEP SAINS (SCIENCE)
A. Hakekat dan Pengertian Sains
(Science)
1. Hakekat Sains (Science)
Mengetahui cara pandang seseorang tentang sains merupakan faktor penting
yang menentukan arah pembelajaran sains. Pernyataan ini adalah hasil
penelitian, bahwa persepsi guru tentang sains akan mempengaruhi proses
pembelajarannya. Berbeda alat pandang akan memberikan hasil pandang yang
berbeda. Orang awam akan memandang sains sebagai susunan informasi-informasi
ilmiah.
Ilmuwan akan memandang atau
mendefinisikan sains sebagai metode yang dengannya hipotesis diuji. Filsuf akan
memandang sains sebagai cara yang berisi tanya-jawab, rangkaian tanya-jawab akan kebenaran
dari apa yang telah diketahui manusia.
James B. Conant, mendeskripsikan sains
sebagai rangkaian konsep dan pola konseptual yang saling berkaitan yang
dihasilkan dari eksperimen dan observasi. Hasil-hasil eksperimen dan observasi
yang diperoleh sebelumnya menjadi bekal bagi eksperimen dan observasi
selanjutnya, sehingga memungkinkan ilmu pengetahuan tersebut untuk terus
berkembang . Pengertian IPA menurut Carin & Sound (1989) adalah suatu
sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol.
Abruscato(1996) dalam bukunya yang
berjudul “Teaching Children Science”. Mendefinisikan tentang IPA sebagai
pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematik guna
mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta.The Harper
Encyclopedia of Science mendefinsikan sains sebagai suatu pengetahuan dan
pendapat yang tersusun dan didukung secara sistematis oleh bukti-bukti yang
dapat diamati.Jika menggunakan sudut pandang yang lebih menyeluruh, sains
seharusnya dipandang sebagai cara berpikir (a way of thinking).
Cara memperoleh pemahaman tentang alam dan sifat-sifatnya, cara untuk
menyelidiki (a way of investigating) bagaimana fenomena-fenomena alam dapat
dijelaskan, sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowledge) yang dihasilkan
dari keingintahuan (inquiry) orang. Menggunakan pemahaman akan aspek-aspek yang
fundamental ini, seorang guru sains (IPA) dapat terbantu ketika mereka
menyampaikan pada para siswa gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh tentang semesta.
a. Sains sebagai cara untuk berpikir (a way of thinking)
Sains merupakan aktivitas manusia yang dicirikan oleh adanya proses
berpikir yang terjadi di dalam pikiran siapapun yang terlibat di dalamnya.
Pekerjaan para ilmuwan yang berkaitan dengan akal, menggambarkan keingintahuan
manusia dan keinginan mereka untuk memahami gejala alam. Masing-masing ilmuwan
memiliki sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang memotivasi mereka untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang mereka temui di alam. Ilmuwan digerakkan
oleh rasa keingintahuan yang sangat besar, imajinasi, dan pemikiran dalam
penyelidikan merekauntuk memahami dan menjelaskan fenomena-fenomena alam.
Pekerjaan merekatermanifestasi dalam aktivitas kreatif dimana gagasan-gagasan
dan penjelasan-penjelasan tentang fenomena alam dikonstruksi di dalam pikiran
b. Sains sebagai cara untuk menyelidiki (a way of investigating)
Siapa saja yang berkeinginan memahami alam dan menyelidiki hukum-hukumnya
harus mempelajari gejala alam/peristiwa alam dan segala hal yang terlibat didalamnya.
Petunjuk-petunjuk yang ada pada gejala alam pada kenyataannya telah tertanam di
alam itu sendiri.Sains terbentuk dari proses penyelidikan yang terus menerus.
Hal yang menentukan sesuatu dinamakan sebagai sains adalah adanya pengamatan
empiris. Jika ketajaman perhatian kita pada fenomena alam ditandai dengan
adanya penggunaan proses ilmiah seperti pengamatan, pengukuran, eksperimen, dan
prosedur-prosedur ilmiah lainnya, maka itulah pengetahuan ilmiah.
c. Sains Sebagai Batang Tubuh Pengetahuan
(a body of knowledge)
Sains merupakan batang tubuh pengetahuan yang terbentuk dari
fakta-fakta,konsep-konsep, prinsip-prinsip, hipotesis-hipotesis, teori-teori,
dan model-model membentuk kandungan (content ) sains. Pembentukan ini merupakan
proses akumulasi yang terjadi sejak zaman dahulu hingga penemuan pengetahuan
yang sangat baru.
d. Fakta
Fakta merupakan produk paling dasar dari sains (IPA). Fakta-fakta merupakan
dasar dari konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Fakta menunjukkan
kebenaran dan keadaan sesuatu. Karena fakta-fakta diperoleh dari hasil
observasi, makafakta-fakta merepresentasikan apa yang dapat dilihat.
Seringkali, dua buah kriteriaberikut ini digunakan untuk mengidentifikasi
sebuah fakta. (a) dapat diamatai secara langsung, (b) dapat didemonstrasikan
kapan saja. Oleh karena itu, fakta-fakta terbuka bagi siapapun yang ingin
mengamatinya. Namun, kita harus ingat bahwa dua kriteria diatas tidak selalu
berlaku karena ada informasi faktual yang hanya terjadi sekali dalam jangka
waktu yang sangat lama, seperti erupsi gunung berapi.
e. Konsep
Fakta-fakta hanyalah merupakan bahan kasar dan harus diolah lagi sehingga
membentuk gagasan yang berarti dan hubungan-hubungan antar fakta. Aktivitas
berpikir dan menalar diperlukan untuk mengidentifikasi pola dan membuat kaitan
antar data,sehingga membentuk pertalian yang disebut dengan konsep. Konsep
adalah abstraksi dari kejadian-kejadian, benda-benda, atau gejala yang memiliki
sifat tertentu atau lambang. Ikan, misalnya, memiliki karakteristik tertentu
yang membedakannya dengan reptil dan mamalia. Dikemukakan oleh Collette
&Chiappetta, menurut Bruner, Goodnow, dan Austin (1956), sebuah konsep
setidaknya memiliki 5 unsur, (1) nama, (2) definisi, (3) lambang, (4) nilai,
dan (5) contoh. Misalnya konsep tentang perpindahan. Nama dari konsep adalah
perpindahan, definisinya adalah sebuah vektor yang arahnya dari benda pada
kedudukan awal menuju kedudukan akhir dan mempunyai besar yang sama dengan
jarak terpendek antara dua kedudukan.
f.
Kata konsep dan generalisasi
Konsep kadangkala diartikan sebagai bayangan mental atau sudut pandang
secara individual. Sebagai contoh, jika seorang anak mempunyai konsep jarak
bumi ke bulan, maka konsep ini khas untuk dirinya sendiri. Sementara
generalisasi adalah pernyataan yang didasarkan atas akumulasi
pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam komunitas ilmiah.Contoh lain dari
konsep dalam sains antara lain: Hewan berdarah dingin adalah hewan yang
menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu lingkungannya. Satelit adalah benda
angkasa yang bergerak mengelilingi planet. Air adalah zat yang molekul nya
tersusun atas 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen.
g.
Prinsip-prinsip dan hukum-hukum
Prinsip-prinsip dan hukum-hukum merupakan hasil generalisasi dari
konsep-konsep. Prinsip dan hukum seringkali digunakan secara bergantian sebagai
sinonim. Prinsip atau hukum terdiri dari fakta-fakta dan konsep-konsep.
Prinsip-prinsip dan konsep-konsep lebih umum daripada fakta-fakta, tetapi juga
sering dikaitkan dengan gejala yang dapat diamati di bawah kondisi-kondisi
tertentu. Prinsip-prinsip yang mengatur pertumbuhan dan reproduksi menyediakan
informasi yang dapat dipercaya berkenaan dengan perubahan yang terjadi dalam
sistem kehidupan.Contoh produk IPA yang merupakan prinsip ialah : Logam bila dipanaskan memuai. Semakin besar
intensitas cahaya, semakin efektif proses fotosintesis. Larutan yang bersifat
asam bila dicampur dengan larutan yang bersifat basa akan membentuk garam dan
bersifat netral. Semakin besar perbedaan tekanan udara, semakin kuat angin
berhembus. Hukum adalah prinsip yang bersifat spesifik. Kekhasan hukum dapat
ditunjukkan dari : Bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami
pengujian. Pengkhususannya dalam menunjukkan hubungan antar variable
Hukum-hukum tentang gas, hukum-hukum tentang gerak, dan hukum tentanglistrik
sebagai contoh, menentukan hal-hal yang dapat diamati di bawah kondisi-kondisi
tertentu
h. Teori-teori
Ilmuwan menggunakan teori untuk menjelaskan pola-pola. Teori merupakan
usaha intelektual yang sangat keras karena ilmuwan harus berhadapan dengan
kompleksitas dan kenyataan yang tidak jelas dan tersembunyi dari pengamatan
langsung. Gagasan ini menjadi jelas ketika orang merujuk teori atom, yang
menyatakan bahwa seluruh benda tersusun atas partikel-partikel yang sangat
kecil yang disebut dengan atom. Gambaran visual ini akan lebih sukar diterima
ketika kita meninjau salah satu aspek teori yang menyatakan bahwa sebuah atom
sebenarnya 99,99 % kosong. Teori memiliki tujuan yang berbeda dengan
fakta-fakta, konsep-konsep, dan hukum-hukum, tetapi ilmuwan menggunakan jenis
pengetahuan ini untuk menyajikan penjelasan-penjelasan dari fenomena-fenomena
yang terjadi. Teori-teori mempunyai hakikat berbeda dan tidak pernah menjadi
fakta atau hukum, tetapi teori tetap berlaku sementara sampai disangkal atau
direvisi
i.
Model
Model ilmiah adalah representasi dari sesuatu yang tidak dapat kita lihat.
Model ini menjadi gambaran mental yang digunakan untuk menunjukkan gajala dan
gagasan-gagasan yang abstrak. Model-model tersebut harus menyertakan hal-hal
yang menonjol dan penting dari gagasan atau teori yang mana ilmuwan mencoba
untuk memahamkan nya atau menjelaskan gagasan atau teori tersebut. Model atom
Bohr ,model tata surya, dan model DNA double helix merupakan representasi konkret
dari gejala-gejala/fenomena-fenomena yang tidak dapat kita amati secara
langsung. Buku teks merupakan referensi utama ketika kita ingin menemukan
model-model untuk membantu kita dalam belajar. Sayangnya, orang kemudian
percaya begitu saja pada model yang dia lihat, tidak tahu bahwa model hanyalah
merupakan alat bantu mengkonseptualisasi fitur yang menonjol dari
prinsip-prinsip dan teori-teori, dan gambaran mental tidaklah sesuai dengan
kenyataannya sebagian atau keseluruhan.
2. Pengertian Sains (Science)
Ilmu pengetahuan alam atau Sains
merupakan terjemahan kata-kata inggris yaitu natural science artinya ilmu yang
mempelajari tentang alam. Pengertian sains menurut para ilmuwan
diantaranya:
a. Darmojo, 1992 (Samatowa, 2006: 2)
menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah pengetahuan yang
rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya.
b. Nash, 1993 (Samatowa, 2006: 2) menyatakan bahwa Sains itu adalah suatu cara
atau metode untuk mengamati alam.
c. James, 1997 (Samatowa, 2006: 1)
mendefinisikan Sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang
berhubungan satu sama lain dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan
observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih
lanjut.
d. Whitehead, 1999 (Samatowa, 2006: 1)
menyatakan bahwa Sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman.
e. Vessel (1965: 2) memberikan jawaban yang
sangat singkat tetapi bermakna yakni “science is what scientists do”. Sains
adalah apa yang dikerjakan para ahli Sains (saintis).
Dua aspek penting dari
pengertian-pengertian tersebut mengenai konsep sains yakni langkah-langkah yang
ditempuh dalam memahami alam (proses Sains) dan pengetahuan yang dihasilkan berupa
fakta, prinsip, konsep, dan teori (produk Sains). Kedua aspek tersebut harus didukung oleh sikap Sains (sikap ilmiah) berupa keyakinan akan nilai yang harus dipertahankan
ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru
B. Konsep Pengetahuan
Dalam pandangan umum, ilmu atau ilmu pengetahuan sering diartikan sebagai
salah sesuatu yang kita kenal atau ketahui mengenai suatu hal atau objek. Kita
mengetahui suatu hal tersebut diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari, baik bersumber dari pengalaman kita sendiri dalam mengatasi
masalah yang dihdapi dalam kehidupan keseharian, dari informasi atau cerita
orang lain, dari kebiasaan atau adat istiadat.
Pengetahuan dapat juga dijelaskan sebagai hasil dari mengetahui obyek-obyek
di alam nyata menurut akal dengan jalan pengamatan. Menurut Sidi Gazalba dalam Sadulloh
(1983:2) bahwa “ Pengetahuan adalah apa-apa yang diketahui sebagai hasil
pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil daripada kenal, sadar,
insyaf, mengerti, dan pandai. Semua pengetahuan itu adalah milik atau isi
pikiran”.
Kaum pragmatis terutama Dewey tidak membedakan antara
pengetahuan dan kebenaran, oleh karena itu pengetahuan harus benar, kalau tidak
adalah menjadi kontradiktif. Ada teori tentang kebenaran yang dapat dijadikan
acuan untuk menentukan apakah pengetahuan itu benar atau salah, yaitu:
a. Teori
Korespondensi
Kebenaran merupakan persesuaian antara fakta dan
situasi nyata. Kebenaran merupakan persesuaian antara pernyataan dalam pikiran
dengan situasi lingkungannya. Teori ini paling luas diakui realis.
b. Teori Koherensi
Kebenaran bukan persesuaian antara pikiran dengan
kenyataan, melainkan kesesuaian secara harmonis antara pendapat/pikiran kita
dengan pengetahuan kita yang telah dimiliki. Teori ini pada umumnya diakui
olleh golongan idealis.
c. Teori Pragmatisme
Kebenaran tidak bisa bersesuaian dengan kenyataan,
sebab kita hanya bisa mengetahui dari pengalaman kita saja.
Menurut Titus (1959) mengungkapkan ada 4 jenis pengetahuan/kebenaran yang
dapat diperoleh dan dimiliki manusia, yaitu:
Pengetahuan
biasa atau akal sehat
Pengetahuan
ilmiah
Pengetahuan
filsafat
Pengetahuan
religi
Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap
positif, akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama.
Karakteristik
individu yang kurang pengetahuan antara lain:
a. Mengungkapkan
informasi yang tidak akurat. Informasi tidak disampaikan lengkap sehingga
maksudnya menjadi biasa.
b. Adanya
salah pengertian atau salah presepsi. Karena tidak memiliki pengetahuan yang
cukup biasanya terjadi makna yang disampaikan menjadi salah.
c. Menanyakan
kembali informasi yang telah diberikan, kemampuan menerima informasi lambat sehingga pertanyaan diulang-ulang.
d. Tidak
terampil dalam mendemonstrasikan sesuatu karena pengetahuan yang diterima tidak
cukup biasanya kurang mampu dalam mempergunakan sesuatu.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:
a. Intelegensi
Adalah keseluruhan kemampuan individu berpikir dan
bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara
efektif, intelegensi mengandung unsur pengetahuan atau rasio, yang banyak
digunakan dalam suatu tindakan atau perilaku semakin berintelegensi perilaku
tersebut.
b. Emosi
Emosi atau perasaan yang timbul disertai pekerjaan
intellect dapat memperkuat dorongan pengetahuan individu. Contohnya
seperti individu mampu memahami atau tidak suatu pekerjaan.
c. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan dasar pengetahuan sesseorang
mengenai apa yang diharapkan dari objek tertentu. Kepercayaan datang dari apa
yang telah diketahui kemudian akan terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai
sifat atau karakteristik suatu objek.
d. Pengalaman pribadi
Adalah sesuatu yang dijalani, dirasakan, dan
ditanggun. Pengalaman pribadi dapat membentuk pengetahuan seseorang, pengalaman
pribadi yang digeneralisasikan akan membentuk streotif dan penghayatan
seseorang.
e. Belajar
Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah
pengetahuan setiap kegiatan belajar diharapkan akan ada perubahan pada diri
individu, seperti tidak tahu menjadi tahu.
f. Media Massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, dll mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
halmemberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal
tersebut.
C. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Secara terminologis, dalam pandangan dan konteks akademis, istilah ilmu
atau science itu adalah sekumpulan pengetahuan yang mempunyai kartakteristik
(ciri-ciri) dan syarat-syarat tertentu sehingga disebut ilmu pengetahuan. Jadi,
pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu yang dikenal mengenai
suatu obyek, yang diperoleh dari pengalaman dalam mengatasi masalah, dari
informasi atau cerita orang lain, dan dari kebiasaan atau adat istiadat.
Ilmu terutama berfungsi menjawab pertanyaan mengapa, artinya menjelaskan
hubungan sebab akibat (kausalitas). Ilmu dikembangkan melalui kegiatan berfikir
kritis, yaitu kegiatan berpikir melalui tahap-tahap penetapan problema dalam
bidang ilmu yang bersangkutan, kemudian hipotesis (dugaan solusi atas problem
disertai argumentasi bahwa solusi itu tepat), kemudian disusul dengan tahap
pengujian hipotesis itu secara empiris, dan akhirnya penarikan kesimpulan
berupa generalisasi, prinsip, hukum, rumus dan sebagainya.
Sumber-sumber ilmu pengetahuan:
Kabar
yang dapat dipercaya
Indera
lahir maupun batin
Akal
berupa nalar maupun intelektual
Intuisi
Jadi ada dua jalan besar yang bisa kita tempuh sebagai usaha dalam mencari
ilmu pengetahuan, cara pertama yaitu dengan melihat buku panduan yang diberikan
oleh Allah SWT lalu mencocokkan dengan alam semesta sehingga dapat digunakan
sebagai pedoman dalam menjalani hidup, cara kedua yaitu dengan melakukan riset
sendiri sebagai usaha mencari dan mengumpulkan pengertian tentang alam serta
peristiwa yang terjadi mengingat sungguh berharganya sebuah ilmu pengetahuan.
Kita dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan kosong tanpa ilmu oleh karena itu
wajib belajar agar memperoleh kemudahan dalam menjalani hidup.
D.
Klasifikasi
Ilmu Pengetahuan
Sesuai dengan perkembangan masalah dan tantangan yang dihadapi, manusia yang dianugerahi kemampuan dan hasrat ingin tahu yang
mendalam, berusaha terus menerus mencari dan menemukan solusi mengenai masalah
yang dihadapinya itu. Upaya manusia yang terus mencari solusi tersebut, memberi
dampak positif yakni terjadinya kemajuan dan perkembangan ilmu yang demikian
pesat. Kemajuan tersebut mengakibatkaan jumlah dan jenis ilmu pengetahuan
dewasa ini demikian banyak.
Berdasarkan isi pengetahuannya, ilmu diklasifikasikan menjadi 3 jenis,
yaitu:
a. Ilmu-ilmu
Kealaman
b. Ilmu-ilmu
Sosial
c. Ilmu-ilmu
Kemanusiaan
Berdasarkan
jenisnya, ilmu diklasifikasikan menjadi 5 jenis, yaitu:
a. Ilmu
Murni
b. Ilmu
Kealaman
c. Ilmu
Sosial
d. Ilmu
Tingkah Laku
e. Ilmu
Kemanusiaan
Berdasarkan
sifat pengetahuan (atribut), ilmu diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Menurut
Karl Pearson
·
Absract
Sciences
·
Concrete
Sciences
b. Menurut
Wiliam C. Kneale
·
Apriori
Sciences
·
Aposteriori
Science
c. Menurut
Wilson Gee
·
Descriptive
Science
·
Normative
Sciences
d. Menurut
Rudolf Carnapp
·
Formal
Sciences
·
Factual
Science
e. Menurut
Wilhem Windelband
·
Nomothetic
Sciences
·
Idiografic
Sciences
f. Menurut
Hugo Munsterberg
·
Theoretical
Sciences
·
Practical
Sciences
g. Menurut
pembagian ilmu yang banyak digunakan terkenal dengan klasifikasi:
·
Pure
Sciences
·
Applied
Sciences
h. Ada
pula pembagian ilmu dengan klasifikasi:
·
Ilmu Eksakta
·
Ilmu Non
Eksakta
E.
Sains (Science) ditinjau dari beberapa
Aspek.
1. Aspek Antologi
Sains (science) diantaranya: mempunyai objek dan tujuan, disusun secara
sistematik, berkembang dengan metode ilmiah dan berlaku universal, dapat diuji
kebenarannya (diverifikasi), serta memuat klasifikasi ilmu (ilmu dasar dan ilmu
terapan).
2. Aspek Aksiologi
Sains (science) memiliki tujuan umum,yakni yang berkaitan dengan kajian
ilmu tertentu (biologi, fisika, kimia, bumi dan antariksa).memiliki
tujuan khusus, yakni untuk mencari atau mendapatkan: kebenaran (truth),
pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), penjelasan (explanation),
klasifikasi (classification), peramalan (prediction), pengendalian (control), penerapan (aplication), penemuan
(indention), produksi (production).memiliki nilai etis.
3. Aspek
Epistemologi
Memuat keinginan untuk mencari kebenaran ilmiah, hubungan kausalitas
(sebab-akibat),adanya pemikiran dan pengkajian ilmiah/ hasil ilmiah yang
disusun secara sistematik dengan metode ilmiah untuk mendapatkan kebenaran
tentang fenomena alam yang sedang terjadi yang berkaitan dengan kajian ilmu
tertentu yang sedang ditekuni.
F.
Cakupan dalam Sains (Science)
1. Ilmu Pengetahuan Alam/ sains (science)
mempelajari:
- Objek materi (manusia, kehidupan,benda mati dan alam semesta) dan objek formal (objek yang menjadi pusat perhatian atau bidang studi. Seperti: bidang kesehatan, pertanian dan ekonomi)
- Gejala alam, persoalan, cara mempelajari dan perkembangannya.
2. Aspek yang Dipelajari dalam Ilmu
Pengetahuan Alam/ Sains (science) adalah
1. Fisika
2. Kimia
3. Biologi
4. Bumi dan
antariksa
3. Sikap Ilmiah diantaranya:
bisa membedakan fakta dan opini, berani dan santun dalam berargumentasi,
mengembangkan keingintahuan, kepedulian terhadap lingkungan, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, bertanggungjawab,
jujur dan tekun.
4. Metode Ilmiah adalah cara untuk
mendapatkan atau menemukan pengetahuan yang
benar dan bersifat ilmiah. Metode ilmiah mensyaratkan asas dan prosedur
tertentu yang disebut kegiatan ilmiah.
Adapun langkah-langkah metode ilmiah secara garis besar adalah:
(1) menemukan masalah dan merumuskan masalah
(2) mengumpulkan keterangan untuk memecahkan masalah
(3) menyusun dugaan atau hipotesa
(4) menguji dugaan dengan melakukan percobaan atau eksperimen
(5) menarik kesimpulan
(6) menguji kesimpulan dengan mengulang percobaan
5. Menghasilkan produk-produk ilmiah (konsep, prinsip
dan teori
Tidak ada komentar:
Posting Komentar