PENELITIAN LIMIAH
A.
Pengertian Penelitian Ilmiah
Tulisan/karangan
pada hakikatnya merupakan organisasi ide/pesan secara tertulis. Jika kata itu
dikaitkan dengan kata ilmiah, maka hasil organisasi ide/pesan itu disebut
tulisan ilmiah. Tulisan ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh hasil
pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut
metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (keilmiahannya).
Penelitian
adalah terjemahan dari kata Inggris research.
Dari itu ada juga ahli yang menerjemahkan research
sebagai riset. Research itu
sendiri berasal dari kata re, yang
berarti “kembali” dan to search yang
berarti mencari. Dengan demikian arti
sebenarnya dari research atau riset
adalah “mencari kembali”. Secara definisi bahwa penelitian adalah suatu
penyelidikan yang terorganisasi. Ilmiah yaitu menggunakan metode dan
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yaitu sistematis dan menggunakan metode
penelitian dimana suatu hipotesis yang dirumuskan setelah dikumpulkan data
obyektif secara sistematis, dites secara empiris.
Penelitian
menggunakan metode ilmiah (scientific method)
disebut penelitian ilmiah (scientific
research). Sehingga bisa dikatakan bahwa penelitian ilmiah adalah suatu
penyelidikan yang terorganisasi dengan menggunkan metode ilmiah. Dalam
penelitian ilmiah ini selalu ditemukan dua unsur penting, yaitu unsur
pengamatan (observasi) dan unsur
nalar (reasoning). Unsur pengamatan
merupakan pengetahuan mengenai fakta-fakta tertentu yang diperoleh melalui
kerja mata dengan penggunaan persepsi. Nalar adalah suatu kekuatan arti dari
fakta-fakta, hubungan dan interelasi terhadap pengetahuan yang timbul.
Menurut
Sukardi (2003) penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sikap formal dan
intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan,
urutan maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan
ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat
dipertanggungjawabkan, memecahkan problem melalui hubungan sebab akibat, dapat
diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama.
Penelitian
menurut Kerlinger dalam Sukardi (2003) ialah proses penemuan yang mempunyai
karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan
hipotesis. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh Kerlinger
agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan professional lainnya.
Penelitian berbeda dengan kegiatan yang menyangkut tugas-tugas wartawan yang
biasanya meliput dan melaporkan berita atas dasar fakta. Pekerjaan mereka belum
dikatakan penelitian, karena tidak dilengkapi dengan karakteristik lain yang
mendukung agar dapat dikatakan hasil penelitian, yaitu karakteristik
mendasarkan pada teori yang ada dan relevan dan dilakukan secara insentif dan
dikontrol dalam pelaksanaannya. Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara
pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan
atau proses penemuan. Baik itu discovery maupun invention. Discovery diartikan
hasil temuan yang memang sebetulnya sudah ada. Sedangkan invention diartikan
sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta.
Dari
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah usaha
seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi
misalnya observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori
yang ada dan dipeerkuat dengan gejala yang ada.
Ilmu
pengetahuan berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan manusia. Sedangkan
kebutuhan manusia adalah sesuatu yang berkembang di dalam dan bersama dengan
perkembangan kebudayaan. Maka manusia selalu berupaya untuk menemukan
prinsip-prinsip baru untuk mengantisipasi perubahan dan perkembangan
kebutuhannya yang disebut dengan penelitian. [4]
B.
Kerangka Berfikir Ilmiah
Kerangka berfikir ilmiah merupakan
landasan yang memberikan dasar-dasar pemikiran yang lebih kuat sebagai tempat
berdirinya hasil-hasil penelitian tersebut.
Towsand mengatakan “bahwa manusia
itu mempunyai sifat ingin tahu. Sedangkan di luar dirinya ada kejadian-kejadian
yang merangsang yaitu persoalan (masalah). Hubungan antara rangsangan dari luar
dan hasrat ingin tahu pada diri manusia itulah penyebab kenapa manusia selalu
bertanya dan akhirnya menyelidiki.” Sedangkan Michael Bylear mengatakan “bahwa
pada diri manusia ada sesuatu kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan ini hanya
bisa dicapai apabila ada pengetahuan tentang kebutuhan itu. Sebelum ada
pengetahuan tentang kebutuhan itu harus diadakan penyelidikan untuk mengetahui
kebutuhan itu sendiri.”
C.
Struktur Penulisan Ilmiah
1.
Pengajuan Masalah
Langkah pertama dalam suatu
penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah. Satu hal yang harus disadari bahwa
suatu masalah tidak pernah berdiri sendiri dan disebabkan faktor-faktor lain.
a. Latar Belakang
Masalah
Dalam suatu masalah selalu
terdapat latar belakang dari suatu masalah tertentu. Masalah adalah suatu hal
yang tidak lazim terjadi.
b. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah
merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu
obyek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu
masalah.
c. Pembatasan Masalah
Permasalahan harus dibatasi
ruang lingkupnya, pembatasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan
batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk
mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk ke dalam lingkup
permasalahan dan faktort mana yang tidak.
d. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan
upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang
ingin kita carikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang
lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti
berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
e. Tujuan Penelitian
Setelah masalah dirumuskan dengan
baik maka seorang peneliti menyatakan tujuan penelitiannya. Tujuan penelitian
ini adalah pernyataan mengenai ruang lingkup dan kegiatan yang akan dilakukan
berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Beberapa tujuan penelitian
diantaranya adalah :
- Memperoleh informasi baru.
Penelitian
biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika
dilihat dari aspek sipeneliti. Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta
tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu lama. Apabila fakta
tersebut baru diungkap dan disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada
saat itu maka dapat dikatakan bahwa data peneliti tersebut dikatakan baru.
Contoh data yang sering ditemui dalam kondisi tersebut misalnya adalah fakta
sejarah yang diperoleh di sebuah situs desa Wonoboyo, Klaten. Dari situs
tersebut ditemukan diantaranya peninggalan peradaban masyarakat kuno yang
berupa guci, mata uang, batu permata, dan bagian bawah suatu bangunan yang
merupakan bangunan kuno. Hasil-hasil temuan tersebut menurut para ahli
arkeologi adalah peninggalan pada zaman Mataram kuno.
2.
Mengembangkan
dan menjelaaskan
Dengan
melakukan pengembangan dan usaha menjelaskan melalui teori yang didukung
fakta-fakta penunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian
pernyataan sementara yang sering disebut hipotesis.
Tujuan
penelitian ini penting dalam aspek akademika karena dengan memiliki kemampuan
yang mencakup menerangkan. Memprediksi dan mengontrol sesuatu, dapat dikatakan
bahwa seseorang tersebut adalah ahli yang memiliki kelebihan apabila
dibandingkan dengan orang awam.
f. Kegunaan Penelitian
Setelah itu maka dibahas
kemungkinan kegunaan penelitian yang merupakan manfaat yang dapat dipetik dari
pemecahan masalah yang dapat dari penelitian.
2.
Penyusunan Kerangka Teoretis
Setelah
masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah kedua dalam metode ilmiah
adalah mengajukan hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara
terhadap permasalahan yang diajukan.
Agar sebuah kerangka teoritis dapat meyakinkan maka
argumentasi yang disusun tersebut harus dapat memenuhi beberapa syarat.
Pertama, teori-teori yang dipergunakan dalam membangun kerangka berpikir harus
merupakan pilihan dari sejumlah teori yang dikuasai secara lengkap dengan
mencakup perkembangan-perkembangan terbaru. Kedua, analisis teori-teori
keilmuan yang mendasari pengetahuan tersebut dengan pembahasan mengenai prinsip
yang mendasarinya. Ketiga, mampu mengidentifikasikan masalah yang timbul
sekitar disiplin keilmuan tersebut. Pada hakikatnya kerangka berpikir dalam
pengajuan hipotesis didasarkan pada argumentasi berpikir deduktif dengan
mempergunakan pengetahuan ilmiah, sebagai premis-premis dasarnya.
Kerangka
teoritis suatu penelitian dimulai dengan mengidentifikasi dan mengkaji berbagai
teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis.
3.
Metodologi Penelitian
Setelah kita berhasil merumuskan
hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari pengetahuan ilmiah yang relevan
maka langkah berikutnya adalah menguji hipotesis tersebut secara empiris.
Artinya kita melakukan verifikasi apakah pernyataan yang dikandung oleh
hipotesis yang diajukan tersebut didukung atau tidak oleh kenyataan yang
bersifat faktual. Masalah yang dihadapi dalam proses verifikasi ini adalah
bagaimana prosedur dan cara dalam pengumpulan dan analisis data. Penetapan
prosedur dan cara ini disebut metodologi penelitian yang pada hakikatnya
merupakan persiapan sebelum verifikasi dilakukan.
Metodologi adalah pengetahuan
tentang metode-metode, jadi metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang
berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian. Setiap penelitian mempunyai
metode penelitian masing-masing dan metode penelitian tersebut ditetapkan
berdasarkan tujuan penelitian.
Pada hakikatnya proses verifikasi
adalah mengumpulkan dan menganalisis data dimana kesimpulan yang ditarik kemudian
dibandingkan dengan hipotesis untuk menentukan apakah hipotesis yang diajukan
tersebut ditolak atau diterima. Dengan demikian maka teknik-teknik yang
tergabung dalam metode penelitian harus dipilih yang bersifat cocok dengan
perumusan hipotesis.
Penyusunan metodologi penelitian
mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Tujuan
penelitian secara lengkap dan operasional dalam bentuk pernyataan yang
mengidentikasikan variable-variabel dan karakteristik hubungan yang akan
diteliti
b. Tempat dan waktu
penelitian di mana akan dilakukan generalisasi mengenai variable-variabel yang
diteliti
c. Metode
penelitian yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan tingkat
generalisasi yang diharapkan
d. Teknik
pengambilan contoh yang relevan dengan tujuan penelitian, tingkat keumuman dan
metode penelitian
e. Teknik
pengumpulan data yang mencakup identifikasi variable yang akan dikumpulkan,
sumber data, teknik pengukuran, instrument dan teknik mendapatkan data.
f. Teknik
analisis data yang mencakup langkah-langkah dan teknik analisis yang
dipergunakan yang ditetapkan berdasarkan pengajuan hipotesis.
4.
Hasil Penelitian
Dalam
membahas hasil penelitian tujuan kita adalah membandingkan kesimpulan yang
ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan. Secara
sistematik dan terarah maka data yang telah di kumpulkan diarahkan pada sebuah
penarikan kesimpulan apakah data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang
diajukan. Hasil penelitian dapat dilaporkan dalam kegiatan sebagai berikut :
a.
Menyatakan variabel-variabel yang diteliti
b.
Menyatakan teknik analisis data
c.
Mendeskripsikan hasil analisis data
d.
Memberikan penafsiran terhadap kesimpulan analisis data
e.
Menyimpulkan pengujian hipotesis apakah ditolak atau diterima
5.
Ringkasan dan Kesimpulan
Struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan
kronologis mencerminkan kerangka penalaran ilmiah. Dengan mengenal kerangka
berpikir filsafati maka kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang
bersifat teknis. Struktur penulisan dan penelitian ilmiah yaitu :
a. Deskripsi
singkat mengenai masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi dan penemuan
penelitian
b. Kesimpulan penelitian yang merupakan sistesis berdasarkan keseluruhan aspek
c. Pembahasan kesimpulan penelitian dengan melakukan perbandingan terhadap
penelitian lain dan pengetahuan ilmiah yang relevan
d.
Mengkaji implikasi penelitian
e. Mengajukan saran
Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yaitu (1)
gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah serta (2) teknik notasi dalam
menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan.
Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang memungkinkan proses
penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal. Bahasa yang
dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek yang ingin
dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian rupa sehingga
sipenerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar