PENDIDIKAN INKUIRI
A. PENGERTIAN
PENDIDIKAN INKUIRI
Model
inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai: Pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi
anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang
terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari
jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan
penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan
orang lain.
Hamalik
(2001:63) mengemukakan bahwa pendidikan berdasarkan inkuiri (inkuiri based teaching) adalah suatu strategi
yang berpusat pada siswa di mana kelompok-kelompok siswa dibawa ke dalam suatu
persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu
prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas. Strategi pendidikan Inkuiri menekankan kepada proses
mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran
siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Strategi pendidikan inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pendidikan yang
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
pendidikan ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti “saya
menemukan”.
Kuslan Stone (Dahar, 1991) mendefinisikan model inkuiri
sebagai pengajaran di mana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan
gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.
Wilson (Trowbridge,
1990) menyatakan bahwa model inkuiri adalah sebuah model proses pengajaran yang
berdasarkan atas teori belajar dan perilaku. Inkuiri merupakan suatu cara
mengajar murid-murid bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan, proses,
sikap, dan pengetahuan berpikir rasional (Bruce & Bruce, 1992).
Senada dengan pendapat Bruce & Bruce , Cleaf (1991)
menyatakan bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas
yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran yang berpusat
pada siswa, yang mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan menemukan
informasi. Proses tersebut sama dengan prosedur yang digunakan oleh ilmuwan
sosial yang menyelidiki masalah-masalah dan menemukan informasi.
Sementara itu, Trowbridge (1990) menjelaskan model
inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan
kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut, Trowbridge mengatakan bahwa
esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata lingkungan/suasana belajar yang
berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.
Senada dengan pendapat Trowbridge, Amien (1987) dan
Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery yang digunakan dalam cara yang
lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses discovery,
inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya
merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan
dan menganalisis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sikap objektif, jujur,
hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa inkuiri merupakan suatu proses
pendidikan yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan
eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan
menarik kesimpulan.
Jadi, dalam model inkuiri ini siswa terlibat secara
mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang difasilitasi guru.
Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu
teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang
lain.
B. CIRI-CIRI
PENDIDIKAN INKUIRI
Pendidikan
Inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa dipahami, diantaranya:
1.
Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas
siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pendidikan, siswa tidak
hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara
verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu sendiri.
2.
Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa
diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi
pendidikan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi
sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pendidikan biasanya
dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena
itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama
dalam melakukan inkuiri.
3.
Tujuan dari penggunaan strategi pendidikan
inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan
kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental.
Dengan
demikian, dalam strategi pendidikan inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk
menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan
potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu
dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan
dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi
pelajaran. Strategi pendidikan inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan
pendidikan yang berorientasi kepada siswa (student centered approach).
Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang
sangat dominan dalam proses pendidikan.
C. PRINSIP-PRINSIP
PENDIDIKAN INKUIRI
Pendidikan
berbasis inkuiri adalah metode pendidikan yang dikembangkan sejak tahun 1960. Metode pendidikan ini
dikembangkan untuk menjawab kegagalan bentuk pengajaran tradisonal, di mana
siswa dikehendaki untuk mengingat fakta-fakta muatan bahan pengajaran. Pendidikan inkuiri adalah
suatu bentuk pendidikan aktif, di mana kemajuan dinilai dengan bagaimana siswa
mengembangkan keterampilan eksperimental dan analitik dari pada seberapa banyak
pengetahuan yang mereka miliki.
Pendidikan
berbasis inkuiri pada intinya mencakup keinginan bahwa pendidikan seharusnya
didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan siswa. Pendidikan menginginkan siswa
bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah daripada menerima pengajaran
langsung dari guru. Guru dipandang sebagai fasilitator dalam pendidikan
daripada bejana bagi pengetahuan.
Pekerjaan guru dalam lingkungan pendidikan inkuiri adalah bukan menawarkan
pengetahuan melainkan membantu siswa selama proses mencari pengetahuan mereka
sendiri.
Penggunaan
pendekatan inkuiri dalam pendidikan dilandasi pandangan konstruktivisme.
Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan
pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan
kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal
yang sedang dipelajari. Guru memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk
menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun
yang akhirnya paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar
siswa sendiri. Dengan
istilah ini, dapat dikatakan bahwa hakekatnya kendali belajar sepenuhnya ada
pada siswa.
Karakteristik
dari pendekatan inkuiri ini adalah guru tidak mengkomunikasikan pengetahuan,
tetapi membantu siswa untuk belajar bagi mereka sendiri, kemudian topik,
masalah yang dipelajari, dan metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan
dapat ditentukan oleh siswa, dapat ditentukan oleh guru, dan dapat ditentukan
bersama oleh siswa dan guru. Pendidikan
inkuiri memberi tekanan pada ide-ide konstruktivis dari belajar. Kemajuan belajar terbaik
terjadi dalam situasi kelompok.
Pendekatan
pendidikan inkuiri merupakan pendekatan yang menekankan kepada pengembangan
intelektual peserta didik. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan pendekatan pendidikan inkuiri:
1.
Berorientasi
pada pengembangan intelektual
Tujuan
utama dari pendekatan inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan
demikian pendekatan pendidikan ini selain berorientasi kepada hasil belajar
juga berorientasi pada proses belajar. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan
dan proses pendidikan dengan menggunakan pendekatan inkuiri bukan ditentukan
oleh sejauh mana peserta didik dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi
sejauh mana peserta didik beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.
Makna
dari sesuatu yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui proses berpikir
adalah sesuatu yang dapat ditentukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh
sebab itu setiap gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat
ditemukan.
2.
Prinsip
Interaksi
Proses
pendidikan pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara peserta
didik maupun interaksi peserta didik dengan guru bahkan interaksi antar peserta
didik dengan lingkungannya. Pendidikan sebagai proses interaksi berarti
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan agar
peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi
mereka. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang
mudah. Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses
interaksi itu sendiri.
3.
Prinsip
Bertanya
Peran
guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pendekatan pendidikan inkuiri
adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan peserta didik untuk menjawab
setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan bagian dari proses berpikir.
Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri
sangat diperlukan.
Berbagai
jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya
hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya
untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk menguji.
4.
Prinsip
belajar untuk berpikir
Belajar
bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir (learning how to think),
yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak
kanan. Pendidikan berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara
maksimal. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan
memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional akan membuat anak dalam posisi
kering dan hampa.
Oleh
karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan
otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi
emosi, yaitu unsur estetika melalui proses belajar yang menyenangkan dan
menggairahkan.
5.
Prinsip
Keterbukaan
Belajar
adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja
terjadi. Oleh
sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan
perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pendidikan yang bermakna adalah
pendidikan yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
D. LANGKAH-LANGKAH PENDIDIKAN INKUIRI
Sesuai
dengan pokok bahasan yang telah diuraikan di atas, maka langkah-langkah yang
ditempuh dalam pendidikan dengan menggunakan model inkuiri adalah:
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk
membina suasana atau iklim pendidikan yang responsif. Pada langkah ini guru
mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pendidikan. Guru merangsang
dan Mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting.
Keberhasilan startegi ini sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk
beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan
dan kemampuan itu tak mungkin proses pendidikan akan berjalan dengan
lancar.
2. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah
membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan
teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji
disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat.
Proses mencari jawaban itulah yang sangat
penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab
itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat
berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai
hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir
yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan
logis.
Kemampuan
berpikir logis itu sendiri akan sangatdipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang
dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang
kurang mempunyai wawasanakan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan
data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi
pendidikan inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat
penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu, tugas dan
peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
Sering terjadi kemacetan berinkuiri
adalah manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak
apresiatif itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidak gairahan dalam
belajar. Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya
secara terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui
penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga
mereka terangsang untuk berpikir.
5. Menguji
Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses
menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi
yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang
terpenting adalah mencari tingkat keyakinan
siswa atas jawaban yang diberikan.
Di
samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir
rasional. Artinya kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan
dan dapat dipertanggung jawabkan.
6.
Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gongnya dalam proses pendidikan. Sering terjadi, karena banyaknya
data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus pada
masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang
akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
E.
MODEL-MODEL PENDIDIKAN INKUIRI
Model pendidikan inkuiri
1. Inkuiri
deduktif
Inkuiri
deduktif adalah model inkuiri yang permasalahannya berasal dari guru. Siswa
dalam inkuiri deduktif diminta untuk menentukan teori/konsep yang digunakan dalam proses pemecahan
masalah
2. Inkuiri
induktif
Inkuiri
induktif adalah model inkuiri yang penetapan masalahnya ditentukan sendiri oleh
siswa sesuai dengan bahan/materi ajar yang akan dipelajari
Sund
dan Trowbridge (1973) mengemukakan bahwa ada tiga jenis model inkuiri, yaitu:
1.
Inquiry terbimbing (guide inquiry)
Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman tersebut biasanya berupa
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.
2.
Inquiry bebas (free inquiry)
Peserta didik melakukan penelitian sendiri. Peserta didik harus
dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.
3.
Inquiry bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry)
Guru memberikan
permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik
diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
F. KEUNGGULAN DAN
KELEMAHAN PENDIDIKAN INKUIRI
Strategi
Pendidikan Inkuiri merupakan strategi pendidikan yang banyak dianjurkan, karena
strategi ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1. Startegi
ini merupakan strategi pendidikan yang menekankan kepada pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pendidikan melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna.
2. Startegi
ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
3. Strategi
ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman.
4. Keuntungan
lain adalah strategi pendidikan ini dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga
mempunyai kelemahan,
di antaranya:
1. Strategi ini sulit dalam merencanakan pendidikan oleh
karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
2. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
telah ditentukan.
Selama kriteria
keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar